Utama UiTO: Soal-Jawab agama bersama ustaz Abu Basyer Sangka Baik Dengan Allah dan Sesama Manusia

Sangka Baik Dengan Allah dan Sesama Manusia

879
0
Iklan

Sifat Orang Mukim Berprangsaka Baik Terhadap Allah Dan Berprasangka Baik Sesama Manusia

TIDAK ada siapa pun manusia di muka bumi ini orang yang hidup tanpa masalah.

Semua orang memiliki masalah, tetapi seorang mukmin yang baik tidak akan resah kerana meskipun seolah-olah masalah itu sangat berat dan sangat membebani kehidupannya dia tetap sabar menghadapinya.

Masalah hidup manusia hanyalah ujian daripada Allah kepada para hamba-Nya yang hidup dimuka bumi ini.

Lalu bagaimana jika masalah itu terasa sangat berat dan membebankan?

Orang beriman tetap berprasangka baik kepada Allah SWT. Mustahil Allah hendak menzalimi hamba-Nya.

Firman-Nya di dalam al- Quran:

َعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.”

[ Al-Baqarah: 216 ]

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda maksudnya,

“Allah Ta’ala berfirman, “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan.”

[ HR. Ahmad ]

Oleh itu bagaimana jika ternyata doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT masih belum terkabul?

Dia tetap redha dengan takdir Allah SWT dan akan sentiada berprasangka baik kepada Allah SWT dan tidak berhenti berdoa kepada-Nya.

Syeikh Ibn Atha’illah dalam kitabnya “al-Hikam” menuliskan bahawa,

Tidak sepatutnya seorang hamba berburuk sangka kepada Allah akibat doa-doanya belum dikabulkan oleh-Nya. Dan sebaiknya bagi hamba yang tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya esok hari, segera melakukan muhasabah diri.”

Jika syukur dan husnudzon billah telah dapat kita lakukan, tahap berikutnya adalah membuang jauh sifat buruk sangka sesama manusia kerana buruk sangka terhadap sesama manusia tidak memberikan kesan apa pun kecuali diri kita akan semakin terlibat dalam keburukan-keburukan. Oleh itu Islam sangat melarang umatnya memiliki sifat buruk tersebut.

“Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan), kerana sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.”

[ HR. Bukhari ]

Kemudian di dalam Al-Quran, Allah menegaskan;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), kerana sebagian dari pra-sangka itu adalah dosa.”

[ Al-Hujurat: 12 ]

Sesungguhnya sangat rugi jika kita sampai membiarkan prasangka buruk sesama insan bersarang dalam dada dan kepala kita.

Sifat ini selain tidak memberi manfaat positif, tanpa kita sedari dosa kita justeru terus bertambah dan hati kita semakin kotor serta fikiran kita juga akan semakin bercelaru. Nauzubillah.

Menurut Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya “Quwwat Al-Tafkir,”

“Buruk sangka (berfikiran negatif) adalah candu.
Penyakit ini juga sangat berbahaya. Ia candu seperti dadah dan minuman keras,” tulisnya.

Kesimpulannya untuk menjadi mukmin yang mulia dan berjaya, perlu berprangsaka baik terhadap Allah dan pada masa yang sama berprangsangka yang baik sesama manusia. Jika dua sifat ini diamalkan, hidup di dunia akan lebih aman bahagia. Tidak ada manusia kecewa jika hajatnya belum dikabulkan dan tidak berlaku pergaduhan sesama manusia .

Jika hilang sifat ini maka berlakulah fitnah memfitnah, tuduh menuduh dan mengaibkan sesama manusia.

Makmum Sundari
26. 3.2019

#MS#AB
#SuaraPrihatin

Komen dan Soalan