Adakah Binatang Juga Dihisab?
Sesungguhnya makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah Ta’ala adalah binatang, bukan manusia ataupun jin. Allah Ta’ala berfirman dalam surah [ at-Takwir: 5 ]:
وَإِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” yakni dikumpulkan di hari Kiamat untuk diadili.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” Surah [ al-An’aam: 38 ].
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Pada hari kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut diqisas, Allah SWT akan mengubahnya menjadi tanah. Allah SWT melakukannya untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.” (Tafsiir Juz ‘Amma, hal. 70)
Hisabnya haiwan ini disaksikan oleh para malaikat, orang-orang yang beriman dan juga orang-kafir. Setelah binatang diadili, Allah Ta’ala berfirman: “Jadilah tanah!” Maka binatang-binatang itu berubah menjadi tanah. Tatkala melihat haiwan itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu mengatakan, “Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman Allah Ta’ala:
وَيَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” [ an-Naba’: 40].
Allahu a’lam.