Utama Bilik (49) Tanda-tanda Kiamat Munculnya Ruwaibidhah: Tanda Kiamat Ke-63

Munculnya Ruwaibidhah: Tanda Kiamat Ke-63

897
0
Iklan

? Tanda Kecil Kiamat 63/131: Munculnya Ruwaibidhah
(أن ينطق الرويبضة )

Asal dalam agama mereka yang layak berbicara mengenai umat ialah orang yang baik, bijaksana dan amanah. Tapi di akhir zaman, sebaliknya, yakni yang menjadi pejuang umat ialah puak Ruwaibidhah, yakni puak yang bodoh, jelik dan bahlol.

Dalil hadith:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah ra dia berkata; Rasulullah saw bersabda,

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, sahih al-Albani, al-Sahihah no 1887)

Tanda 63/131 Bahagian 2
Di akhir zaman yang menjadi wakil rakyat adalah kaum yang paling bodoh dan bebal di kalangan umat, merekalah yang berbicara pasal ummat. Menjadi pemuka dan pemimpin kaum, hingga mereka berkata GST adalah baik untuk manusia, rasuah sebagai derma, dan sebagainya. Orang-orang yang baik, berilmu dan berpengalaman dalam urusan agama dan akhirat diketepikan.

Fiqh hadith untuk selamat dari fenomena tersebut:
1. Peringatan akan bahaya berbicara tanpa landasan ilmu. Berhati-hati dengan orang yang bodoh; Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua akan dimintai pertanggungjawabannya.” (AQ: al-Israa’ : 36).

2. Peri pentingnya kejujuran dan mengandung peringatan dari bahaya kedustaan.

3. Peri pentingnya menjaga amanah dan memperingatkan dari bahaya mengkhianati amanah.

4. Jalan keluar ketika menghadapi situasi fitnah akhir zaman semacam itu adalah dengan kembali kepada ilmu dan ulama di atas Manhaj Salaf.

Komen dan Soalan