Hijrah ke Madinah – Muharram 1 Hijriyyah
Dimanakah Zainab binti Rasulallah pada Muharram 1 Hijriyyah? Dimanakah Ruqayyah dan Fatimah binti Rasulallah SAW pada masa ini? Dimanakah Umar? Dimanakah Usman? Dimanakah Ali? Dimanakah Abu Bakar,isteri dan anak anaknya?
Cuba bayangkan, dengan cara ini ‘rasa’ apa yang ada disekitar Rasulallah SAW dapat dirasai. Insya Allah.
Bagaimanakah solat ketika ini? Bagaimanakah zakat ketika ini?
Sebanyak kira kira 4780 ayat al Qur’an didalam 86 surah telah diturunkan secara berperingkat dan telah disebarkan saat ini sehingga Muharram 1 Hijriyyah.
Menurut satu pendapat As’ad bin Zurarah telah mendirikan masjid di Madinah dan telah mendirikan solat secara berjamaah pada masa ini.
Muharram yakni selepas Aqabah II menurut penulis RM sahabat-sahabat Nabi SAW telah mula berhijrah ke Madinah.
13 tahun kenabian di lorong-lorong dan pasar-pasar di Mekah. Menyeru Bani Hashim, Al Mutalib, Umayyah dan semua kabilah. Dibaling najis, dicaci, dicekik, dibaling batu luka dan berdarah. Rasulallah SAW yang penuh rahmah terus berdoa dan berdakwah. 13 tahun kini telah pergi isteri hebat bernama Khadijah. Telah pergi bapa saudara yang membantu dalam susah dan payah.
Kini arahan Allah SWT tinggalkan rumah menuju ke Madinah. Semua sahabat telah pergi menyambut seruan Hijrah dan Nusrah. Apa yang sedang dilalui dan kemajuan ketika ini yakni Muharram 1 Hijriyyah.
Ancaman bunuh oleh semua kabilah di Mekah. Berhijrah dalam keadaan Zainab binti Rasulallah bersama suaminya yang masih kafir. Mengharapkan kebaikan ummah di Habsyah termasuk anaknya Ummu Kalsum RA.
Fatimah dan Ruqayyah berada di Mekah. Zaid bin Harithah dan Ummu Aiman juga di Mekah.
Riwayat Al Bukhari dalam Sahihnya berkenaan keadaan Abu Bakar RA menjelang hijrah, dan kata-kata Rasulallah SAW yang mengisyaratkan akan Hijrah baginda SAW.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari ‘Uqail berkata, Ibnu Syihab, maka dia mengabarkan keada saya ‘Urwah bin Az Zubair, bahwa ‘Aisyah radliallahu ‘anha, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; “Aku belum lagi baligh ketika bapakku sudah memeluk Islam”.
Dan berkata, Abu Shalih, telah menceritakan kepada saya ‘Abdullah, dari Yunus, dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepada saya ‘Urwah bin Az Zubair, bahwa ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Aku belum lagi baligh ketika bapakku sudah memeluk Islam dan tidak berlalu satu haripun melainkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang menemui kami di sepanjang hari baik pagi ataupun petang”.
Ketika Kaum Muslimin mendapat ujian, Abu Bakar keluar berhijrah menuju Habasyah (Ethiopia) hingga ketika sampai di Barkal Ghomad dia didatangi oleh Ibnu Ad-Daghinah seorang kepala suku seraya berkata;
Kamu hendak kemana, wahai Abu Bakar?
Maka Abu Bakar menjawab:
Kaumku telah mengusirku maka aku ingin keliling dunia agar aku bisa beribadah kepada Tuhanku.
Ibnu Ad-Daghinah berkata:
Seharusnya orang seperti anda tidak patut keluar dan tidap patut pula diusir karena anda termasuk orang yang bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran. Maka aku akan menjadi pelindung anda untuk itu kembalilah dan sembahlah Tuhanmu di negeri kelahiranmu.
Maka Ibnu Ad-Daghinah bersiap-siap dan kembali bersama Abu Bakar lalu berjalan di hadapan Kafir Quraisy seraya berkata, kepada mereka:
Sesungguhnya orang sepeti Abu Bakar tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir. Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?
Akhirnya orang-orang Quraisy menerima perlindungan Ibnu Ad-Daghinah dan mereka memberikan keamanan kepada Abu Bakar lalu berkata, kepada Ibnu Ad-Daghinah:
Perintahkanlah Abu Bakar agar beribadah menyembah Tuhannya di rumahnya saja dan shalat serta membaca Al Qur’an sesukanya dan dia jangan mengganggu kami dengan kegiatannya itu dan jangan mengeraskannya karena kami telah khawatir akan menimbulkan fitnah terhadap anak-anak dan isteri-isteri kami.
Maka Ibnu Ad-Daghinah menyampaikan hal ini kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar mulai beribadah di rumahnya dan tidak mengeraskan shalat bacaan Al Qur’an diluar rumahnya. Kemudian AbuBakar membangun tempat shalat di halaman rumahnya sedikit melebar keluar dimana dia shalat disana dan membaca Al Qur’an. Lalu isteri-isteri dan anak-anak Kaum Musyrikin berkumpul disana dengan penuh keheranan dan menanti selesainya Abu Bakar beribadah. Dan sebagaimana diketahui Abu Bakar adalah seorang yang suka menangis yang tidak sanggup menahan air matanya ketika membaca Al Qur’an.
Maka kemudian kagetlah para pembesar Quraisy dari kalangan Musyrikin yang akhirnya mereka memanggil Ibnu Ad-Daghinah ke hadapan mereka dan berkata, kepadanya:
Sesungguhnya kami telah memberikan perlindungan kepada Abu Bakr agar dia beribadah di rumahnya namun dia melanggar hal tersebut dengan membangun tempat shalat di halaman rumahnya serta mengeraskan shalat dan bacaan padahal kami khawatir hal itu akan dapat mempengaruhi isteri-isteri dan anak-anak kami dan ternyata benar-benar terjadi. Jika dia suka untuk tetap beribadah di rumahnya silakan namun jika dia menolak dan tetap menampakkan ibadahnya itu mintalah kepadanya agar dia mengembalikan perlindungan anda karena kami tidak suka bila kamu melanggar perjanjian dan kami tidak setuju bersepakat dengan Abu Bakar.
Berkata, ‘Aisyah radliallahu ‘anha: Maka Ibnu Ad-Daghinah menemui Abu Bakar dan berkata:
Kamu telah mengetahui perjanjian yang kamu buat, maka apakah kamu tetap memeliharanya atau mengembalikan perlindunganku kepadaku karena aku tidak suka bila orang-orang Arab mendengar bahwa aku telah melanggar perjanjian hanya karena seseorang yang telah aku berjanji kepadanya.
Maka Abu Bakar berkata:
Aku kembalikan jaminanmu kepadamu dan aku ridho hanya dengan perlindungan Allah dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kejadian ini adalah di Makkah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sungguh aku telah ditampakkan negeri tempat hijrah kalian dan aku melihat negeri yang subur ditumbuhi dengan pepohonan kurma di antara dua bukit yang kokoh.
Maka berhijrahlah orang yang berhijrah menuju Madinah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan hal itu. Dan kembali pula berdatangan ke Madinah sebagian dari mereka yang pernah hijrah ke Habasyah sementara Abu Bakar telah bersiap-siap pula untuk berhijrah.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, kepadanya:
Janganlah kamu tergesa-gesa karena aku berharap aku akan diizinkan (untuk berhijrah).
Abu Bakar berkata:
Sungguh demi bapakku tanggungannya, apakah benar Tuan mengharapkan itu?
Beliau bersabda:
Ya benar.
Maka Abu Bakar berharap dalam dirinya bahwa dia benar-benar dapat mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berhijrah. Maka dia memberi makan dua hewan tunggangan yang dimilikinya dengan dedaunan Samur selama empat bulan.”
Muharram 1H
Saat ini Abu Hurairah masih di Yaman. Saat ini Anas bin Malik masih di samping ibunya. Saat ini Abu Said Al Khudri baru berusia 10 tahun. Saat ini Abdullah bin Abbas baru berusia 3 tahun. Saat ini Abdullah bin Umar baru dalam lingkungan 11 tahun. Saat ini Abdullah bin Zubair dalam kandungan İbunya Asma bint Abu Bakar 6 Bulan. Saat ini Aisyah berusia 6 tahun.
Perjalanan hijrah Rasulallah SAW langkah pembinaan ummah yang satu.
Pada malam 27 Safar tahun ke 14 kenabian persamaan dengan 1H. Rasulallah SAW telah keluar dari rumah baginda SAW dengan melalui kepungan si Kafir Quraish.
Mengikut satu riwayat yang masyhur dalam kitab kitab Sirah Rasulallah SAW telah meletakkan pasir pada kepala si kafir Quraish, dan berjalan dihadapan mereka.
Sebagai gambaran, setelah baginda SAW keluar dari rumah baginda lewat malam, baginda pergi ke suatu tempat yang tidak di ketahui, dan menjelang tengahari baginda SAW pergi berjumpa Abu Bakar R.A menyatakan keizinan dan bersedia untuk bergerak.
Sepertimana dari hadis Aisyah yang telah datang / dibawa diatas Abu Bakar r.a telah pun menyediakan tunggangan untuk hijrah lebih awal.
Berikut adalah Hadis Aisyah yang dinukilkan Al Bukhari dalam sahihnya berkenaan saat bertolaknya baginda SAW dan Abu Bakar RA dari rumah Abu Bakar RA.
Dari ‘Aisyah r.a., katanya: “Sungguh sedikit waktu bagi Nabi saw. pada hari-hari itu, namun beliau memerlukan datang ke rumah Abu Bakar pagi atau petang. Maka ketika telah diizinkan bagi beliau untuk pergi (hijrah) ke Madinah, kami tidak pernah terkejut melainkan ketika beliau datang ke rumah kami waktu Zohor, Lalu kedatangan beliau itu diberitahukan kepada Abu Bakar.
Kata Abu Bakar,
Nabi saw tidak akan datang saat ini melainkan kerana ada urusan yang sangat penting.
Ketika Nabi saw. masuk ke tempat Abu Bakar, beliau bersabda kepadanya,
Suruh keluarlah orang yang ada di dekatmu!
Kata Abu Bakar,
Ya, Rasulullah! Hanya ada dua orang anakku, ‘Aisyah dan Asma’.
Sabda Nabi saw.,
Tahukah engkau bahawa sesungguhnya aku telah diberi izin untuk keluar (hijrah)?
Kata Abu Bakar,
Anda perlu teman, ya, Rasulullah!
Maka pada Zohor 27 Safar tersebut Baginda SAW dan Abu Bakar RA telah bergerak ke arah Yaman yakni lawan arah daripada laluan ke Madinah. Baginda SAW dan Abu Bakar bergerak ke arah bukit yang mana terdapat gua Thur /Thawr kira kira 8 km dari rumah Abu Bakar RA.
Sebelum memasuki gua tersebut Abu Bakr RA telah melihat dahulu keadaan didalamnya dan setelah memastikan semua selamat maka Baginda SAW dan Abu Bakar RA masuk kedalam guna tersebut dibahagian bawah di celahan batu.
Penulis Rahimahullah menyebut sebaik sahaja Rasulallah SAW masuk dicelahan batu, Abu Bakar menjadikan tubuhnya sebagai bantal baginda SAW.. dan baginda tidur. Dikatakan juga bahawa kaki Abu Bakar RA telah disengat (tanpa disebut haiwan apa).
Baginda SAW dan Abu Bakar RA bermalam di gua Thur selama 3 hari. Jumaat, Sabtu dan Ahad. Dalam tempoh itu anak Abu Bakar RA bernama Abdullah datang menjelang senja dan bermalam dan kembali ke Mekah menjelang Subuh memberitahu keadaan di Mekah.
Amir bin Fuhairiah RA hamba/penjaga ternakan Abu Bakar RA, telah membawa kambing dan haiwan ternak bersama pengembala yang lain melalui laluan yang dilalui oleh Abdullah untuk menutup jejak perjalanan.
Begitulah selama 3 hari, setelah memastikan kafir Quraish telah mula mencari cari di laluan Madinah, Baginda SAW dan Abu Bakar RA bergerak ke arah Madinah dengan melalui jalan yang tidak menjadi laluan kebiasaan kafilah ke Madinah.
Abdullah bin Uraiqit pada masa itu masih belum Islam, datang membawa unta dan di upah menjadi penunjuk jalan. Baginda SAW dan Abu Bakar RA bergerak ke arah Madinah dengan melalui jalan yang tidak menjadi laluan kebiasaan kafilah ke Madinah
1 Rabi’ul Awwal bergerak dari Gua Thur
Melalui lereng Hudaibiyyah. Penulis Rahimahullah menulis beberapa kejadian yang terjadi di Mekah sewaktu bergeraknya baginda SAW dan Abu Bakar RA:
Asma’ anak Abu Bakar yang ketika itu sedang mengandung di tampar oleh Abu Jahal. Ali RA didera untuk mendapatkan maklumat tentang lokasi Rasulallah SAW. Tawaran 100 ekor unta sekepala buat pembunuh baginda SAW dan Abu Bakar RA.
Ini menunjukkan betapa terdesaknya Kafir Quraish mahu membunuh baginda SAW.
Allah SWT lah yang menjaga, tiadalah siapa dapat memudharatkan bagi yang Allah SWT telah tetapkan baginya manfaat. Kisah Suraqah seperti yang diriwayatkan Muslim dalam Sahihnya
Dari Al Bara’ r.a. katanya: “Tatkala Rasulullah saw. berangkat dari Mekah hijrah ke Madinah, beliau diikuti oleh Suraqah bin Malik bin Ju’syum. Rasulullah saw. mendoa supaya Suraqah dihalangi Allah (agar beliau lolos dari kejarannya).
Maka dengan seketika kaki kuda Suraqah terbenam ke dalam tanah (sehingga Suraqah terguling dan kudanya tidak dapat bergerak apalagi lari kencang). Kata Suraqah,
Doakanlah aku kepada Allah (supaya aku dan kudaku bebas), Aku berjanji tidak akan mencelakai Anda.
Lalu dia didoakan beliau, maka bebaslah dia seketika itu juga. Ketika Nabi saw. meneruskan perjalanannya berdua dengan Abu Bakar beliau merasa haus. Namun mereka bertemu dengan pengembala biri-biri. Kata Abu Bakar Shiddiq,
Maka ku ambil mangkok lalu kuperah susu sedikit, kemudian ku berikan kepada beliau. Beliau meminum susu itu, sehingga aku merasa lega kerananya.
Pada 8 Rabi’ul Awwal Baginda SAW dan Abu Bakar RA telah sampai ke Quba’ yakni satu kediaman dalam kawasan Yathrib.
Rasulallah SAW disambut dan tinggal di kediaman Kulthum bin Al Hadm, ketua Kabilah Amr bin Auf selama 4 hari di Quba’ diberitakan Rasulallah SAW membina masjid di Quba’, dan ianya merupakan Masjid pertama yang dibina oleh Rasulallah SAW di Madinah
8 Rabi’ul Awwal – 12 Rabi’ul Awwal di Quba’
Riwayat Al Bukhari yang menyebut Solat berjemaah telah dibuat sebelum kedatangan Rasulallah SAW ke Madinah ;
Dari Ibnu Umar u. katanya:
Setelah orang-orang Muhajir yang pertama sampai di ‘Usbah, suatu tempat di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah saw., imam solat bagi mereka ialah Salim, maula Abu Hudzaifah, seorang yang paling banyak hafal Al Quran.
Antara peristiwa yang berlaku di Quba’ dalam tempoh itu seperti yang disebutkan oleh Muslim dalam Sahihnya
Dari Asma’ (binti Abu Bakar Shiddiq) r.a. katanya: “Ketika dia mengandung anaknya ‘Abdullah bia Zubair, dia masih berada di Mekah. Kemudian dia hijrah ke Madinah, padahal dia sudah hamil tua. Sesampainya di Quba’ dia melahirkan. Lalu dia membawa anaknya kepada Rasulullah dan meletakkannya di pangkuan beliau.
Rasulullah meminta kurma sebuah lalu dikunyahnya. Sesudah itu, disuapkannya ke mulut bayi tersebut. Itulah makanan yang pertama-tama masuk ke mulut bayi itu, kurma yang telah bercampur dengan air ludah beliau. Kemudian Nabi saw. mendoakan berkat baginya. Itulah bayi yang pertama-tama lahir dalam Islam.”
Penulis rahimahullah menyebut bahawa sebelum Rasulallah SAW sampai di Quba’ baginda berjumpa dengan Az Zubair yang baru pulang dari Syria, rombongan dagangan lalu Az Zubair menghadiah 2 jubah (Syria) kepada baginda SAW.
Menjadi satu tanda tanya semenjak saya membaca Rahiqul Makhtum pada tahun 1998 hingga kini, Az Zubair mana satu yang di maksudkan oleh penulis Rahimahullah.
12 Rabiu’l Awwal juga adalah tarikh sampainya Rasulallah SAW di perkampungan Banu Salim dan juga hari dimana penamaan Madinah dan pengisytiharan Nabi SAW Madinah sebagai Kota Nabi SAW.
Pembinaan Masjid Nabawi pada bulan Rabi’ul Awwal 1H
Model Masjid Nabawi di zaman Rasulallah SAW. Bezanya antara membina ummah dan membina daulah. Ummah Muhammad SAW dibina atas dasar taqwa. Masjid dibina sebagai kilang manusia bertaqwa.
Ummah dibina dengan menyatukan dengan semangat persaudaraan, dikukuhkan dengan pegangan tauhid dan cara hidup Rasulallah SAW yang syumul.
Secara zahirnya Daulah/Kerajaan perlukan sistem keduniaan yang kompleks semisal mempunyai matawang sendiri, sistem pertahanan yang mantap dan berteknologi.
Petunjuk Rasulallah SAW dalam hal fizikal dan material adalah dengan memberikan prioriti atas usaha berasaskan Tauhid yang dipandu Al Qur’an dan As Sunnah.
Ummah terbina di masa matawang yang diguna pakai bergambar Raja Rom dan Raja Parsi dalam sistem kewangannya. Ummah terbina di masa kalendar yang diguna pakai adalah berasaskan ilmu Falak Yahudi (Kalendar Qamari Yahudi). Ummah terbina di masa semua peralatan senjata baik pedang yang di tempa di Syam dan manjani’ dan alatan dikeluarkan oleh Yahudi.
Maksud saya dimasa itu memang kemajuan keduniaan /material bukan milik orang Islam. Yang menjadi milik orang Islam pada waktu itu dihati mereka ada kecintaan yang tiada tandingannya kepada Allah dan RasulNya. Didalam amal amal umat Islam ada keyakinan kepada ayat-ayat Al Qur’an yang didalamnya ada janji dan khabar khabar ghaibiyyah
Di dalam amal-amal umat Islam ada ikutan daripada setiap gerak geri Rasulallah SAW dari hal perbuatan, percakapan dan segala yang berkaitan dengan Rasulallah SAW
Surah Al Kahfi dan kaitannya dengan Hijrah. Dikatakan ianya turun di Mekah di tahun-tahun sebelum Hijrahnya Rasulallah SAW.
Orang Mekah dah mula rasa nak percaya bahawa Muhammad SAW adalah Rasul, mereka telah turun ke Madinah berjumpa dengan Yahudi yang dikenali mereka sebagai arif tentang Nabi akhir zaman.
Setelah sampai di Madinah mereka telah bertanyakan hal ini dan Yahudi telah memberikan 3 soalan untuk ditanyakan kepada Nabi SAW
Soalan pertama adalah tentang pemuda yang tinggal di dalam gua, soalan kedua tentang roh dan soalan ketiga tentang Zulkarnain.
Maka mereka jumpa Nabi dan bertanya kepada Nabi soalan-soalan itu. Nabi pun jawap baginda akan memberikan jawapannya dan berdasarkan pengalaman baginda, selalunya akan mendapat jawapan esoknya, maka baginda suruh mereka untuk datang esok. Nabi tidak sertakan kata-katanya itu dengan ‘InsyaAllah’.
Esoknya mereka datang dan Nabi senyap tak dapat jawap kerana baginda tidak mendapat wahyu lagi dari Allah. Hari-hari mereka datang jumpa Nabi dan mereka hina kepada Nabi. Mengikut riwayat, kejadian itu berlangsung selama antara 15 ke 17 hari. Nabi diuji Allah dengan tidak diberikan jawapan kepada soalan-soalan itu. Ini menunjukkan Nabi tidak tahu ilmu ghaib. Selagi tidak diberitahu oleh Allah, baginda tidak tahu. Hanya tahu apabila Allah beritahu.
Apakah cerita cerita dalam surah Al Kahfi ?
Semuanya adalah amalan soleh yang berkaitan dengan kerja material. Cerita tentang pekebun dengan hasil tanamannya – ini keduniaan. Cerita tentang berlindung di gua bersama anjing di samping Ar Raqim dan bekalan yang dinar – ini juga keduniaan sifatnya. Cerita tentang usaha membina tembok besi – ini juga bersifat pembangunan material
Kerja-kerja keduniaan yang diniatkan untuk beribadat kepada Allah dan semata mata kerana Allah SWT tanpa ada sifat takbur dan menunjukkan kepada manusia. Ianya tercatat di dalam Al Qur’an sebagai amal yang mana cerita-cerita kerja keduniaan ini akan dibaca sehingga hari kiamat oleh pembaca Al Qur’an seperti pembinaan masjid dan material-material yang berasaskan Tauhid dan bertujuan semata-mata untuk Allah swt tanpa rasa takbur dan niat menunjuk-nunjuk, ianya akan menjadi amal jariyah yang kekal dengan ganjaran di akhirat.
#arrahiqalmakhtum#hijrahkemadinah#ustazazrilismail