السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه
بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد الله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله. اللهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ اٰلِه فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا وَسِعَهُ عِلْمُ الله
صبح الخير
اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَاجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4174.
Mewartakan kepada kami Hannad bin As-Sarriy; mewartakan kepada kami Abul -Ahwash, dari ‘Atha- bin As-Sa-ib, dari Al-Aghar, Abu Muslim, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah S.A.W bersabda:
Allah SWT. berfirman: “Kesombongan itu adalah selendangKu, dan Kebesaran itu adalah pakaian-Ku. Dan barangsiapa yang menyaingi Aku pada salah satu dari keduanya, kelak Aku lemparkan dia ke dalam neraka”.
~Tadabbur Kalamullah 21 Rabiul Akhir 1437H~
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertaqwalah engkau kepada Allah” timbulah kesombongannya dengan (meneruskan) dosa (yang dilakukannya itu). Oleh itu padanlah ia (menerima balasan azab) neraka jahannam dan demi sesungguhnya, (neraka jahannam itu) adalah seburuk-buruk tempat tinggal”[Surah al-Baqarah 206]
#Ini sifat manusia yang sombong dan tidak makan nasihat. Bila ditegur, diajak kepada kebaikan maka dengan penuh kesombongan terus melakukan dosa secara terang-terangan.
#Ingatlah ancaman Nabi saw kepada pelaku dosa kecil yang menganggap remeh apatah lagi melakukan dosa besar bahkan terang-terangan. Sabda Nabi saw:
“Berhati-hatilah kamu terhadap dosa kecil, sebab jika berkumpul dalam diri seseorang, ia (dosa kecil itu) akan membinasakannya.” (HR Ahmad dan Thabrani dalam Al-Ausath)
#Orang yang bangga dengan dosa bererti sudah begitu lupa dengan bahaya dosa. Sehingga merasa senang/gembira tatkala dapat melampiaskan keinginannya yang terlarang.
#Perasaan senang terhadap suatu kemaksiatan menunjukkan adanya keinginan untuk melakukannya serta tidak adanya keinginan untuk bertaubat. Jika kealpaan dan kelalaian semacam ini telah begitu parah, akan menyeret kita untuk melakukannya secara terus menerus, merasa tenang dengan perbuatan salah, dan bertekad untuk terus melakukannya.
Bertaubatlah!!Jangan sampai merasa enak dan lazat dengan dosa dan maksiat yag dilakukan. Bimbang tidak jumpa jalan untuk berpatah balik. Moga bertemu jalan pulang..aamiiin
Ust naim
https://m.facebook.com/ustazmuhamadnaim
Telegram:
Telegram.me/tadabburkalamullah
(Buka link dan klik join)