Jalan untuk Membersihkan Tauhid – Bro Benjamin Syazwan
Puncak keistimewaan yang akan diraih oleh orang-orang yang bertauhid adalah bahwa Allah Ta’ala akan memasukkan mereka ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Keistimewaan ini hanya Allah Ta’ala janjikan bagi mereka yang benar-benar membersihkan, memurnikan, dan menyempurnakan tauhidnya. Untuk mewujudkan hal ini, tentu bukan hal yang mudah. Lalu, bagaimana cara kita meraihnya?
Untuk membersihkan dan memurnikan tauhid, harus terpenuhi tiga hal:
Pertama,
Memiliki ilmu yang sempurna tentang tauhid. Karena tidak mungkin seseorang membersihkan sesuatu tanpa terlebih dahulu mengetahui dan memahami sesuatu tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله
”Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah saja.” [47: 19].
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala memerintahkan untuk meng-ilmui terlebih dahulu, sebelum mengucapkan kalimat tauhid.
Ke-dua,
Meyakini kebenaran tauhid yang telah diilmuinya. Apabila seseorang hanya mengilmui (mengetahui) saja, akan tetapi tidak meyakininya dan bahkan mengingkarinya, maka dia tidaklah membersihkan tauhidnya. Allah Ta’ala berfirman tentang kesombongan orang-orang kafir yang tidak meyakini keesaan Allah sebagai satu-satunya sesembahan –padahal mereka telah memahami makna laa ilaaha illallah-,
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
”Mengapa ia (Muhammad) menjadikan sesembahan-sesembahan itu sebagai sesembahan yang satu saja? Sungguh ini adalah suatu hal yang sangat mengherankan.” [38: 5].
Ke-tiga,
Mengamalkan tauhid tersebut dengan penuh ketundukan. Jika kita telah mengilmui dan meyakini, akan tetapi kita tidak mau mengamalkannya dengan penuh ketundukan, maka kita belum bersih tauhidnya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَسْتَكْبِرُونَ
”Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka,’laa ilaaha illallah’, mereka menyombongkan diri.” [37:35].
Apabila ketiga hal ini telah terpenuhi dan seseorang benar-benar membersihkan serta memurnikan tauhidnya, maka jaminan surga tersedia menjadi miliknya tanpa hisab dan tanpa adzab. Dalam hal ini, kita tidak perlu mengatakan ”In syaa Allah” karena hal tersebut adalah hukum yang telah ditetapkan oleh syari’at. [1]
Penulis: M. Saifudin Hakim
Catatan kaki:
[1] Lihat Al-Qoulul Muffid, 1/91 karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin.